Senin, 02 November 2015

Berpangku Tangan dalam Pengharapan Datangnya Rizki?

Sesungguhnya Allah telah menentukan rizki hamba2-Nya. Siapapun dia, baik manusia, binatang, hewan melata, atau bahkan hewan yang tidak dapat mengurus rejekinya sendiri. Semuanya telah ditentukan rejekinya supaya dapat hidup di dunia ini. Hanya Allah yang memberikan rizki itu kepada kita dan kepada semuanya, dengan cara-Nya Sendiri. Bagaimana caranya? caranya terserah Allah, yakni dengan suatu proses tertentu, bagaimana perolehan rejeki itu diperoleh makhluk2-Nya dan hanya Dia yang berkuasa menentukan caranya.

QS.29. Al 'Ankabuut:

وَكَأَيِّن مِّن دَآبَّةٍ لاَّ تَحْمِلُ رِزْقَهَا ٱللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ

60. Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 

Meskipun rejeki itu telah ditentukan, namun bukan berarti kita ini hanya duduk terus berdoa menunggu rizki itu datang. Tanpa berusaha, namun berharap ada hujan emas dari langit. Sampai kapanpun juga tidak akan ada hujan emas dari langit. Proses perolehan rejeki itu telah diatur oleh Allah dengan Sunnatullah-Nya. Apakah mungkin ada hujan emas dari langit?
Sungguh salah jika ia berpikir rizki itu akan datang sendiri dari langit ...

Lalu, bagaimanakah caranya untuk mendapatkan rejeki?


1. Bekerjalah dan jangan diam. 
Bekerja, berdoa dan berusahalah dengan mencari pekerjaan yang halal lagi baik, yakni suatu pekerjaan yang tidak hanya mudah memperoleh rejeki namun juga tidak mengorbankan ibadah. Bekerja itu merupakan kewajiban setiap muslim yang laki2, karena seorang laki2 bertanggung-jawab untuk menafkahi keluarganya. Tidak boleh meminta2 dalam mencukupi kebutuhannya. Dan kenikmatan yang tiada-tara adalah, kenikmatan makan, minum dll bersumber dari rejeki halal yang dihasilkan oleh kedua tangannya atau oleh dirinya sendiri.
Sulit mencari pekerjaan? maka teruslah berdoa dan berusaha. Bekerja tidak hanya bekerja pada suatu pekerjaan yang ada uangnya, namun bisa juga bekerja untuk kegiatan sosial, misalnya kerja nyapu Masjid, atau kerja sosial lainnya.
Loh, trus mana rizkinya, kan disitu tidak ada bayarannya? Ingatlah, rejeki itu datangnya dari Allah dengan suatu proses yang hanya Dia yang menentukan caranya. Allah akan memberikan rejeki itu dari jalan yang tak terduga, dan Dia tidak akan membiarkan hamba2Nya tanpa rejeki untuk hidup di dunia ini.

QS.62. Al Jumu'ah:

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِى ٱلأَْرْضِ وَٱبْتَغُواْ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُواْ ٱللَّهَ كَثِيراً لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

10. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (setelah selesai sholat dan berdoa, jangan hanya duduk2 berdoa terus, menunggu rejeki dari langit, namun bekerjalah untuk mencari karunia Allah, dan tetaplah mengingat Allah dalam bekerja supaya beruntung)


2. Berjuang di jalan Allah, misalnya dengan berdakwah tanpa meminta bayaran.
Berdakwah, menganjurkan kebaikan dan melarang kemungkaran. Semua itu dilakukan karena perintah Allah, sehingga tanpa memungut upah dalam melakukannya. Hanya berharap keridloan dan upah dari Allah saja. Dan ini bukanlah termasuk tidak ikhlas, karena hal seperti ini memang diperintahkan oleh Allah yang Maha Kaya lagi Maha Perkasa terhadap para makhluq-Nya.
Lalu bagaimana prosesnya supaya memperoleh rejeki? Terserah Allah, yang jelas jangan meminta upah kepada manusia atas dakwah yang kita lakukan, dan mencari rejeki itu adalah dari keahlian dunia yang kita miliki, atau dari tenaga yang kita miliki.

QS.23. Al Mu'minuun:

أَمْ تَسْئلُهُمْ خَرْجاً فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَهُوَ خَيْرُ ٱلَّرٰزِقِينَ

72. Atau kamu meminta upah (dari dakwah yang telah dilakukan) kepada mereka?", maka upah dari Tuhanmu[yang dianugrahkan Tuhan di dunia, dan pahala di akhirat] adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rezki Yang Paling Baik. 


3. Selalu Membaca Al Quran
Sesungguhnya Al Quran itu petunjuk, petunjuk bagi hamba2Nya yang beriman. Membaca Al Quran itu bagaikan percakapan antara Allah dengan makhluqNya. Sehingga bagi makhluqNya yang mau membaca Al Quran, mau memikirkan kandungannya dan mau mengambil petunjuk dari Al Quran, maka ia akan selalu dijaga dan dicukupi oleh Allah, dan segala kesulitannya-pun akan dihilangkanNya.

QS.35. Faathir:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَـٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ سِرّاً وَعَلاَنِيَةً يَرْجُونَ تِجَـٰرَةً لَّن تَبُورَ

29. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, 


4. Mendirikan Sholat fardlu dan bersabar dalam mengerjakannya, yakni secara istiqomah.
Sholatlah dalam menghadapi segala kesulitan dan bersabarlah. Karena tidak ada satupun yang dapat menghilangkan kesulitan kita, melainkan hanya Allah yang Maha Pemurah. Jagalah sholat fardlu yang 5 waktu dan kerjakanlah secara istiqomah berjamaah di Masjid.

QS.20. Thaahaa:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا لاَ نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَٱلْعَـٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. 


5. Bersedekah, baik secara terang2an ataupun secara tersembunyi.
Bersedekah dengan harta yang kita miliki. Sesungguhnya dengan sedekah itu bukanlah berarti Allah meminta rezki kepada kita, namun maksudnya, Allah hendak menguji kita, apakah kita kikir akan rejeki yang kita miliki ataukah tidak, sehingga apakah kita layak mendapatkan rezki yang berlipat dari Allah. Bukankah rejeki yang kita miliki itu sebenarnya adalah milik Allah? dan bukan milik kita? bukankah kita hanya dititipi saja?.
Jika tidak bisa bersedekah dengan harta, bisa juga diganti dengan berdzikir atau ucapan istighfar. Atau juga bisa dengan perbuatan yang baik, karena perbuatan yang baik, sekecil apapun itu sudah termasuk sedekah. Niscaya Allah akan mengganti sedekah itu dengan berlipat ganda.

QS.35. Faathir:

إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَـٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقْنَـٰهُمْ سِرّاً وَعَلاَنِيَةً يَرْجُونَ تِجَـٰرَةً لَّن تَبُورَ

29. ... dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, 

QS.20. Thaahaa:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا لاَ نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَٱلْعَـٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

132. ... Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. 

QS.40. Al Mu'min:

مَنْ عَمِـلَ سَـيِّئَةً فَلاَ يُجْزَىٰ إِلاَّ مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِـلَ صَـٰلِحاً مِّن ذَكَـرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلَـٰئِكَ يَدْخُلُونَ ٱلْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ

40. Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. 


6. Bertawakkal kepada Allah. 
Karena barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan segala keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya.

QS.65. Ath Thalaaq:

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْراً

3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. 


7. Sadar, bahwa kadar rejeki setiap hamba2Nya itu berbeda-beda.
Ada diantara manusia yang lancar dan deras rejekinya, dan ada pula yang sempit dan sulit rejekinya. Ada yang kaya dan ada pula yang miskin. Semua itu sudah ditentukan kadarnya oleh Allah untuk kebaikan hambaNya tersebut, dan juga sebagai ujian.
Adakalanya seorang hamba akan terperosok ke lembah hitam karena rejeki yang berlimpah, atau ada juga seorang hamba yang hampir kufur karena kemiskinan. Sehingga Allah menentukan rejeki hambaNya itu sesuai dengan kadarnya, sehingga keimanannya dapat terjaga.
Namun yang perlu diingat, semua makhluq-Nya itu pasti diberikan rejeki oleh Allah, dan apabila rejekinya habis, maka itulah saatnya ia meninggalkan dunia ini, atau saatnya wafat.
Rezeki itu ada 2:
1. Rejeki dunia, yakni rejeki yg kita dapatkan di dunia ini, bisa berupa harta, kesehatan, keturunan yang menyenangkan ataupun segala kemudahan mengenai urusan dunia.
2. Rejeki akhirat, dimana rejeki akhirat ini jauh lebih banyak, jauh lebih baik dan abadi dibandingkan rejeki dunia. Dan seorang mukmin, pasti mendapatkan kedua rejeki itu, insyaAllah ...

Seperti dijelaskan dalam ayat2 berikut ini:

QS.34. Saba':

قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَآ أَنفَقْتُمْ مِّن شَىْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّازِقِينَ

39. Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya. 

QS.42. Asy Syuura:

وَلَوْ بَسَطَ ٱللَّهُ ٱلرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْاْ فِى ٱلأَْرْضِ وَلَـٰكِن يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَآءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

27. Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat. 

QS.30. Ar Ruum:

ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ هَلْ مِن شُرَكَآئِكُمْ مَّن يَفْعَلُ مِن ذَلِكُمْ مِّن شَىْءٍ سُبْحَـٰنَهُ وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ

40. Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. 


Tambahan:

Wahai para saudagar Muslim yang kaya-raya, pergunakanlah harta kalian dijalan Allah!. Perhatikanlah 3 kelompok Mukminin berikut ini:
1. Kelompok Mukminin yang hatinya selalu di Masjid dan berjuang dijalanNya.
2. Kelompok Mukminin yang tergolong berkemampuan rendah dengan IQ yang rendah.
3. Kelompok Mukminin yang tergolong anak yatim

Jangan tinggalkan mereka, karena mereka kesulitan dalam mencari kehidupan dunia, untuk akhiratnya. Apalagi jika keran "pasar bebas" dibuka lebar, maka bertambah berkali-lipat kesulitan mereka.
Bantulah mereka dengan (salah satunya) membuka pesantren yang memiliki 2 fungsi utama. Yakni mencetak para penghapal Al Quran dan mencetak mereka menjadi tenaga ahli (ilmu dunia) untuk mendukung akhirat mereka.
Mungkin anda akan mengatakan, kan sudah banyak?
Tidak, sebab sasarannya berbeda, yakni mukmin yang hatinya selalu di Masjid dan mukmin yang memiliki IQ yang rendah juga yatim.

Pesantren ini mendahulukan kasih-sayang, bukannya mendahulukan target tertentu yang sangat menyulitkan mereka.
Kasihan mereka, jika kelak mereka terjun ke dunia ini, tentunya mereka akan tersingkir oleh tenaga ahli yang "normal/jenius" sehingga mereka dengan terpaksa meninggalkan Masjid dan meninggalkan Allah, hanya untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Siapakah yang peduli terhadap mereka? siapakah yang peduli kalau bukan kaum mukmin kaya yang ikhlas hanya kepada Allah? Ingatlah 3 kelompok itu, yakni:
1. Kelompok Mukminin yang hatinya selalu di Masjid dan berjuang dijalanNya.
2. Kelompok Mukminin yang tergolong berkemampuan rendah dengan IQ yang rendah.
3. Kelompok Mukminin yang tergolong anak yatim

Jangan tidak mempedulikan mereka, dan jangan menyingkirkan mereka, wahai kaum yang mengaku sebagai Muslim juga ...
Jika memang kita berkehendak untuk mendapatkan ridloNya, maka pergunakanlah kekayaan kita, kemampuan kita, dan ilmu kita untuk menolong mereka. Menolong dijalan Allah, menolong agama Allah, sekuat dan sebesar kemampuan yang kita miliki.

Andaikan penulis diberi kemampuan dan kekayaan yang berlebih, tentu akan membantu mereka, dan turut "menjaga" mereka supaya tetap di jalan Allah, insyaAllah ...
Dan andaikan tidak ada dari mukmin kaya-raya yang membantu mereka, maka Allah-lah yang akan menolong mereka dengan caraNya sendiri, dan Dia tidak akan menggubris mukmin kaya-raya yang pelit dan tidak mau menolong agamaNya ...

Marilah kita menolong agama Allah! Marilah kita berusaha untuk mendapatkan ridloNya ... Allahu Akbar!


Renungkanlah
Bekerja merupakan kewajiban bagi laki2, karena ia diharamkan menafkahi keluarganya dengan meminta-minta ...
Namun, jangan lupa untuk mendirikan sholat dan juga tetap bersedekah ...
Yakni mendirikan sholat fardlu di Masjid dan tidak melupakan anak yatim dan juga fakir miskin ...

Ingatlah para ayah, kamu nantinya pasti akan diusir oleh anakmu sendiri dari rumah mewahmu ...
Iya, nanti kamu pasti diusir dari rumah oleh anakmu sendiri ...
Untuk ditempatkan dalam liang kubur, saat kamu sudah wafat ...
Dan semua hartamu diambil alih oleh para ahli warismu ...
Lalu mana bagianmu?
Bagianmu adalah sholat dan amal shalih yang kamu kerjakan sewaktu masih hidup dulu ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar