Senin, 09 Mei 2016

Bolehkah Kita Memikirkan Dzat Allah?

Mungkin ada sebagian dari kita yang takut memikirkan Dzat Allah. Kuatir tersesat dan malah menyekutukanNya. Dan ada juga yang beranggapan, lebih baik memikirkan ciptaanNya daripada DzatNya ...
Benarkah demikian?
Marilah kita baca bersama2 beberapa ayat berikut ini:

Kisah Nabi Ibrahim mencari Tuhannya:
QS.6. Al An'aam:

فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَىٰ كَوْكَبًا ۖ قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ

76. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam." 

Ibrahim mencari Tuhannya, Tuhan yang sebenarnya, karena Ibrahim merasa tidak cocok dengan anggapan tuhan dari semua orang dimasanya.
Ketika kegelapan malam datang, dan ia melihat bintang berbinar-binar, menurut suatu pendapat bahwa yang dimaksud adalah bintang Zahrah/Venus, lalu ia mengatakan, "Ini Tuhanku."

Tetapi setelah bintang itu tenggelam, ia menolak menjadikannya Tuhan dengan mengatakan, "Aku tidak bisa menerima tuhan-tuhan yang bisa menghilang dan berubah-ubah." Maksudnya aku tidak suka menjadikannya sebagai tuhan-tuhan, sebab tuhan tidak patut mempunyai sifat yang berubah-ubah dan pindah-pindah tempat karena kedua sifat ini hanyalah pantas disandang oleh makhluk-makhluk. Akan tetapi, ternyata cara yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim ini tidak mempan pada diri mereka.

فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَٰذَا رَبِّي ۖ فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ

77. Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku." Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat." 

Pada saat melihat bulan terbit dan mulai menampakkan sinarnya, ia berkata dalam hatinya, "Ini Tuhanku." Tetapi, setelah bulan itu pun tenggelam dan menjadi tampak ketidakbenaran sifatnya sebagai tuhan, ia mengatakan untuk mengarahkan kaumnya kepada pencarian hidayah, "Aku bersumpah, bila aku tidak ditunjuki Tuhanku kepada kebenaran, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang sesat."
Bisa pula berarti kalau perkataan ini merupakan sindiran Nabi Ibrahim terhadap kaumnya bahwa mereka itu berada dalam kesesatan akan tetapi ternyata apa yang telah dilakukannya itu sedikit pun tidak bermanfaat bagi kaumnya.

فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَا أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَا قَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ

78. Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar." Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

Ketika melihat matahari terbit ia berkata kepada dirinya sendiri, "Ini Tuhanku, karena ia yang paling besar." Dan lebih besar daripada bintang dan bulan. Tetapi setelah matahari tenggelam ia mengatakan, "Wahai kaumku, aku tidak bertanggung jawab atas segala yang engkau jadikan sekutu Allah dalam beribadah." Dan dari mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala dan benda-benda hawadits/baru yang masih membutuhkan kepada yang menciptakannya. Akhirnya kaumnya itu berkata kepadanya, "Lalu apakah yang engkau sembah?" Nabi Ibrahim menjawab:

إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

79. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. 

"Sungguh aku menghadapkan diriku dengan beribadah hanya kepada penyembahan Allah semata, yang menciptakan langit dan bumi, dengan mengesampingkan semua yang bukan jalan-Nya. Setelah bukti-bukti keesaan yang aku lihat itu, aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah."

Kita lihat, bagaimana Nabi Ibrahim mencari petunjuk siapa Tuhannya, dan ternyata Nabi Ibrahim merendahkan diri, dengan meminta petunjuk kepada Allah, sehingga Allah-pun memberikan petunjuk-Nya kepada Nabi Ibrahim. (Umat Muhammad SAW. Selaku penerus ajaran Nabi Ibrahim, Selalu membaca Al Fatihah, diantara maknanya, merendahkan diri lalu meminta petunjuk kepada Allah).
Dan akhirnya Nabi Ibrahim tidak termasuk dalam golongan orang2 yang tersesat ...
Cara dialog yang santun dan penuh logika dipaparkan oleh Nabi Ibrahim kepada kaumnya, namun ternyata sebagian besar dari mereka malah mengingkarinya.

Setelah mendapatkan hidayah dan petunjuk dari Allah, dengan penalaran yang menggelitik akal/logika, maka akhirnya Nabi Ibrahim menjadi paham benar, siapakah Tuhannya, Satu-satunya Tuhan yang pantas untuk disembah, yang menciptakan langit dan bumi sendirian, tanpa bantuan siapapun juga!.
Dengan hasil pencarian yang luar biasa ini, menjadikan diri Nabi Ibrahim hanya beribadah kepada Allah saja, dan tidak menjadikan makhluk, siapapun dia, walau terlihat besar/kuat, namun makhluk itu tetap saja makhluk dan bukan tuhan.

Bagaimana jika dalam pencarian itu kita mendahulukan kesombongan, dan tidak mau merendahkan diri untuk meminta petunjuk kepada Allah, mengenai siapakah Tuhan yang sebenarnya?
Silahkan membaca ayat berikut ini:

Debat Nabi Ibrahim dengan Namrudz menggunakan Logika Berpikir yang Jitu
QS.Al-Baqarah:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ ۖ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِي كَفَرَ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

258. Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

Perhatikanlah bagaimana kesombongan terhadap kekuasaan yang telah Allah berikan telah mengeluarkan mereka dari cahaya fitrah (keimanan) kepada kekafiran. Namrudz berlaku sombong, padahal ia diberikan anugerah kekuasaan dijamannya. Bahkan ia menganggap dirinya sendiri adalah tuhan, bertindak zhalim dan sombong, yang dengan kekuasaannya itu ia dapat mengampuni seseorang dengan tidak membunuhnya dan menghukum lainnya dengan membunuhnya.
Selengkapnya:  Ketika Ibrahim berkata, "Sesungguhnya Allah dapat menghidupkan dan mematikan dengan haq (dengan cara meniupkan ruh ke dalam tubuh dan mencabutnya)," orang kafir itu berkata, "Saya dapat memberikan kehidupan dan kematian dengan cara mengampuni dan membunuh." Lalu, untuk menyudahi perdebatannya, Ibrahim berkata, "Allah menerbitkan matahari dari timur. Maka Terbitkanlah dari barat jika kamu benar-benar Tuhan." Orang kafir itu pun menjadi bingung dan terputuslah perdebatan karena kuatnya bukti yang menyingkap kelemahan dan keangkuhannya. Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang terus ingkar.

Juga silahkan membaca kisah lainnya, yakni kisah Fir'aun. Fir'aun juga berlaku sombong dan zhalim bahkan lebih sombong dan zhalim daripada Iblis. Berikut kisahnya:

Kisah Fir'aun mencari Tuhannya, dengan mendahulukan kesombongan:
QS.28. Al Qashash:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَىٰ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

38. Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta." 

Fir'aun bersikap berani dan takabbur (sombong) terhadap Tuhannya untuk mengelabui kaumnya yang bodoh dan kurang akal (karena tidak mau berusaha mencari Tuhan, seperti Nabi Ibrahim dalam kisah sebelumnya).
Setelah Fir'aun mengucapkan kata-kata ini yang di dalamnya mengandung kemungkinan ada Tuhan selainnya, maka Fir'aun hendak menguatkan ketidakadaan Tuhan selainnya, yakni selain diri Fir'aun sendiri. Fir'aun menganggap, bahwa dirinya adalah satu-satunya tuhan ...!

Perhatikanlah keberaniaan makhluk yang lemah dan kecil ini kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala, ia mendustakan Rasul-Nya dan mengaku dirinya tuhan serta mencoba menguatkan dirinya dengan membuat bangunan yang tinggi untuk melihat Tuhan Musa dan kita. Akan tetapi, sungguh aneh para pembesar yang mengatur kerajaan, bagaimana akal mereka dapat dipermainkan oleh satu orang ini (Fir'aun), orang yang merusak agama dan akal mereka. Ini tidak lain karena keadaan mereka juga fasik dan sifat itu telah menancap dalam diri mereka.

Oleh karena itu, kami meminta kepada-Mu ya Allah agar Engkau meneguhkan kami di atas keimanan dan tidak memalingkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau beri kami petunjuk.
Aaamiiin ...

Bersiap-siaplah wahai umat manusia, ketika jaman sudah pada puncak akhirnya, maka akan banyak bermunculan makhluq yang mengaku tuhan, atau yang dianggap sebagai tuhan. Puncaknya adalah dengan munculnya Dajjal, yang diikuti oleh sebagian besar manusia hingga ada beberapa orang yang beriman yang akhirnya berbalik keimanannya dengan mengikuti Dajjal ...
Dapatkah kita membendung itu semua? Dan bagaimanakah filter kita, jika kita tidak pernah sekalipun memikirkan Dzat Allah yang sesuai dengan petunjuk-Nya dalam Al Quran?
Subhanallah ...

Akhirnya Fir'aun Mengakui Tuhannya Musa di Saat2 Terakhir (Sakaratul Maut), namun Ternyata di Tolak oleh Allah Pengakuan/Tobatnya:
QS.10.Yunus:

 وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

90. Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".

(Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut lalu mereka diikuti) disusul dan dikejar (oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas) mereka, lafal baghyan dan `adwan menjadi maf'ul lah (hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkata dia, "Saya percaya bahwa) bahwasanya; dan menurut suatu qiraat lafal annahu dibaca innahu sebagai jumlah isti'naf (tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri.") Firaun sengaja mengulang-ulang perkataannya itu supaya diterima oleh Allah, akan tetapi Allah tidak mau menerimanya. Kemudian malaikat Jibril menyumbat mulutnya dengan lumpur laut, karena merasa khawatir Firaun akan mendapatkan rahmat dari Allah. Lalu Allah berfirman kepadanya:

QS.10.Yunus:

آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ

91. Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.

Tetapi Allah tidak berkenan dan menerima keimanan Fir'aun yang dinyatakan-Nya dalam keadaan terdesak ini. Tobatnya yang dilakukan pada saat sekarat ini pun tidak diterima Allah, setelah sebelumnya ia hidup bergelimang kemaksiatan dan selalu membuat kerusakan di bumi. Fir'aun pun mati dalam kekufuran dan keterhinaan.

Ingatlah, Siapa saja yang (ridlo) diSembah, Selain Allah, dan yang Menyembahnya, Keduanya Pasti Masuk Neraka!
QS. 21. Al Anbiyaa':

 وَمَنْ يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِنْ دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ

29. Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah", maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim. 

QS. 46. Al Ahqaaf:

 وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ

21. Dan ingatlah (Hud) saudara kaum 'Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar." 


Renungkanlah:
Iblis diciptakan dengan banyak kelebihan, diantaranya bisa berbicara dengan Allah secara langsung ...
Selain itu ia diberi pengetahuan dan ilmu yang sangat luas ...
Dan ia termasuk pembesar dan sesepuh utama golongan syaitan ...

Namum ternyata Iblis pernah terkejut, hingga saking kagetnya ia ingin bertobat ...
Lo mengapa demikian?
Ternyata penyebabnya adalah salah seorang pengikutnya yg termasuk junior, berani mengaku sebagai tuhan ...
Bahkan mengaku sebagai satu-satunya tuhan ... !!!

Iblis yang memiliki pengetahuan dan ilmu yang sangat luas saja tidak berani mengaku sebagai tuhan ...
Namun, pengikutnya yang lebih junior dengan kemampuan jauh dibawah Iblis, ternyata malah berani mengaku sebagai satu-satunya tuhan ...

Siapakah dia?
Dia adalah Fir'aun pengikut junior dari Iblis, dijaman Nabi Musa as ...
Hingga saking takut (kepada Allah) dan kagetnya, Iblis ingin bertobat ...
Minta bertaubat kepada Nabi Musa as, namun diurungkannya karena persyaratan yang diajukan Nabi Musa as terlalu berat baginya ...

Apakah syarat dari Nabi Musa as?
Yakni mematuhi perintah Allah yg dulu, yakni perintah supaya Iblis mau sujud kepada Nabi Adam as ...

Link Artikel Lanjutan yang saling Terkait:
1. http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2012/07/tuhanku.html
2. http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2016/03/dimana-allah.html
3. http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2016/03/melihat-dzat-allah.html
4. http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2014/05/kedahsyatan-isra-miraj-relativitas-alam.html
5. http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2015/12/dajjal.html
6. http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2012/04/siapakahpenciptakita.html
7. http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2015/07/siapakah-allah.html
8. http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2015/07/nabi-muhammad-shallallahu-alaihi.html
9. http://tausyiahaditya.blogspot.co.id/2016/05/tuduhan-yang-tidak-layak-kepada-nabi.html

3 komentar:

  1. Radong aku..sidane piye..oleh ora mikirke dzate Allah ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kok ra dong? kan sudah jelas dari contoh Nabi Ibrahim dan Firaun?

      Hapus
    2. Tolong dibaca yang teliti, dan diulang2 supaya pesan yang sebenarnya tersampaikan ... trims

      Hapus